Mendirikan sekolah adalah langkah mulia yang memerlukan semangat tinggi, komitmen, serta visi jangka panjang. Namun, dalam praktiknya, banyak pengelola sekolah yang baru terlalu fokus pada aspek besar seperti gedung, kurikulum, atau jumlah siswa, dan justru mengabaikan hal-hal penting yang berdampak besar terhadap keberlangsungan sekolah itu sendiri. Berikut adalah beberapa hal yang sering luput dari perhatian para pengelola sekolah baru:
1. Manajemen Administrasi yang Rapi dan Terstruktur
Banyak sekolah baru mengabaikan pentingnya sistem administrasi yang tertib sejak awal. Hal-hal seperti pencatatan data siswa, keuangan, inventaris, arsip guru, dan dokumen legal sering ditunda atau dikelola secara manual tanpa standar yang jelas. Padahal, administrasi yang berantakan akan menjadi masalah besar saat sekolah mulai berkembang, terutama ketika harus berhadapan dengan laporan ke dinas, akreditasi, atau audit.
2. Sumber Daya Manusia yang Kompeten dan Loyal
Sering kali pengelola hanya merekrut guru dan staf berdasarkan kebutuhan mendesak, tanpa memperhatikan proses seleksi, pelatihan, dan pengembangan jangka panjang. Akibatnya:
a. Kualitas pengajaran tidak konsisten
b. Guru mudah keluar-masuk (turnover tinggi)
c. Tidak ada budaya kerja yang kuat
SDM adalah aset utama sekolah. Tanpa tim yang solid, sekolah akan sulit bertahan dalam jangka panjang.
3. Branding dan Komunikasi Sekolah
Banyak sekolah baru tidak memikirkan identitas merek sekolah mereka: siapa target pasar mereka, apa keunikan sekolah, bagaimana cara berkomunikasi dengan orang tua, dan sebagainya. Tanpa branding yang jelas, sekolah akan kesulitan menarik siswa baru dan membangun reputasi. Sosial media sekolah, website, bahkan desain brosur sering diabaikan atau dibuat seadanya, padahal itu adalah wajah pertama yang dilihat calon orang tua.
4. Sistem Penilaian dan Evaluasi yang Konsisten
Sekolah yang baik tidak hanya fokus pada pengajaran, tetapi juga pada evaluasi pembelajaran. Banyak sekolah baru tidak memiliki sistem penilaian yang baku. Guru menilai sesuka hati tanpa indikator yang jelas, atau laporan hasil belajar siswa tidak mencerminkan kemajuan yang akurat. Ini bisa menimbulkan kebingungan, bahkan ketidakpercayaan dari orang tua.
5. Kebijakan dan Tata Tertib yang Lemah
Pengelola sekolah baru sering ragu menetapkan aturan tegas karena takut kehilangan siswa atau membuat orang tua tidak nyaman. Namun, sekolah tanpa aturan yang jelas akan berujung pada:
a. Ketidakdisiplinan siswa
b. Guru tidak punya pegangan dalam menegakkan etika
c. Konflik yang sulit diselesaikan
Sekolah membutuhkan sistem tata tertib yang adil, jelas, dan disosialisasikan sejak awal.
Menjalankan sekolah bukan hanya soal niat baik dan semangat mendidik, tetapi juga soal manajemen, perencanaan, dan profesionalisme. Dengan menghindari hal-hal yang sering diabaikan di atas, pengelola sekolah baru bisa membangun pondasi yang lebih kokoh sejak awal. Sebab, yang membuat sekolah bertahan dan tumbuh bukan hanya murid yang banyak, tapi sistem yang sehat dan dikelola dengan bijak.